Sunday, September 4, 2016

Sejarah Pembuatan Boneka Ondel-ondel yang penuh Mistis

Bagi warga asli Jakarta (Betawi) pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Ondel-ondel. Biasanya Boneka Ondel-ondel akan mudah ditemui dalam peringatan hari-hari besar Jakarta, salah satunya hari ulang tahun kota Jakarta. Bahkan Ondel-ondel bisa dikatakan sebagai maskotnya Kota Jakarta. Seniman Betawi, Benyamin Sueb lah yang telah melastarikan budaya Betawi Ondel-ondel ini melalui sebuah lagu dengan lirik 'Yok, kita ngarak ondel-ondel'.

Boneka raksasa ini dibuat dari bahan-bahan yang ringan agar mudah diangkat, seperti dari anyaman bambu, kayu dan kertas. Selain itu Ondel-ondel biasanya dibuat berpasangan. Bagian kepala Ondel-ondel dibuat topeng, sedangkan untuk rambutnya terbuat dari ijuk dan dibalut dengan kertas warna-warni.


Beberapa sumber menyebutkan sejarah Ondel-ondel yang bisa dikatakan sedikit menyeramkan. Kenapa? dari beberapa sumber disebutkan sejarah Ondel-ondel, jaman dahulu disebut sebagai Barongan. Jaman dahulu Ondel-ondel sering diarak warga Betawi keliling kampung. Ondel-ondel sudah ada sejak dulu, jauh sebelum Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) datang ke Ibukota Jakarta.

Bahkan menurut sumber seorang pedagang dari Inggris yang datang ke Jakarta mengatakan bahwa boneka sejenis Ondel-ondel sudah ada sejak tahun 1605.

Untuk membuat dan memainkan Ondel-ondel, Jaman dahulu biasanya ada ritual-ritual tersendiri bagi mereka yang mempercayai. Jaman dahulu Ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala. Sebelum membuat ondel-ondel biasanya sang pembuat akan melakukan beberapa ritual terlebih dahulu.

Ondel-ondel jaman dulu dengan tampilan yang menyeramkan (foto Wikipedia)
Beberapa pengrajin Ondel-ondel biasnya akan menyediakan beberapa sesaji seperti kemenyan, kembang tujuh rupa, bubur sumsum, dan rokok Lisong. Bagi mereka yang percaya, sesembahan tersebut bertujuan agar pembuatan ondel-ondel dapat berjalan lancar dan tak ada gangguan. Pembuatan Ondel-ondel dengan metode seperti itu masih dipercayai dan dilakukan hingga tahun 1980 an.

Sebelum memainkan Ondel-ondel, biasanya juga dilakukan sebuah ritual kembali. Biasanya akan dilakukan sebuah khotbah terlebih dahulu, dan dilanjutkan pemberian sesaji berupa air minum seperti air kelapa hijau, air putih, kopi manis ataupun pahit, dan ditaruh di dalam kerangka tubuhnya.

Jaman daulu, beberapa orang Betawi yang percaya hal magis tersebut akan mengarak ondel-ondel keliling kampung jika beberapa warganya terserang wabah penyakit. Ajaibnya wabah penyakit itupun hilang dan beberapa warga sembuh setelah Ondel-ondel di arak. Percaya tidak percaya dengan magis nya Ondel-ondel, tidak menjadi masalah karena itu semua budaya warisan leluhur yang harus dihormati dan dilestarikan.


Aslinya, jaman dulu mengarak Ondel-ondel tidak ada lagu-lagunya,namun hanya diiringi kendang dan pencak silat saja. Tapi dalam perkembangannya, ada  yang mengkombinasikannya dengan musik gambang kromong atau musik tanjidor. Seiring perkembangan zaman pula, ondel-ondel dirubah penampilannya dan  kini digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, hajatan perkawinan atau khitanan, penyambutan tamu kehormatan, bahkan hiburan bagi anak-anak.

No comments:

Post a Comment