Sunday, September 4, 2016

Kampung Unik di Banyumas Penghasil Tusuk Sate


Ada yang unik dari dua buah desa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini, apa uniknya?. Ternyata menjelang Hari Raya Idul Adha 1437 H kali ini, dua buah desa di Banyumas yaitu desa Suro dan desa Pejerukan mendapat berkah tersendiri. Hal ini dikarenakan sebagian warga di kedua desa tersebut penduduknya kebanjiran orderan membuat tusuk sate.

Pesanan tusuk sate bagi kedua desa ini meningkat 100 persen dari hari biasanya, dan pesanannya sampai ke luar kota. Di kedua desa ini beberapa warganya baik pria ataupun wanita kebanyakan berprofesi sebagai pembuat tusuk sate. Karena hal tersebut, tidak heran jika desa di Banyumas ini dijuluki sebagai "Desa Tusuk Sate".



Kegiatan membuat Tusuk Sate sudah berlangsung secara turun temurun di desa-desa ini, hingga menyebar di berbagai wilayah RT. Cara pembuatannya pun masih dilakukan dengan cara konvensional dan alat seadanya. Berdasarkan penuturan beberapa warga yang menjalani profesi sebagai pembuat tusuk sate, pemesanan untuk hari raya Idul Adha tahun ini mengalami peningkatan dari hari biasanya.

Seorang warga menjemur tusuk sate (foto by netz.id)
"Kalau hari biasa pesanannya paling 100 ribu, namun khusus Hari raya Idul Adha permintaannya  mencapai 200 ribu" Ujar Sukinem, warga desa Pejerukan.

Warga 'Desa Tusuk Sate' ini sangat mudah menemukan bahan-bahan pembuat tusuk sate, dikarenakan kawasan sekitar desa ini banyak ditumbuhi pohon-pohon bambu. Dalam sehari menjelang Idul Adha, beberapa warga mengaku kewalahan, karena harus memproduksi tusuk sate sebanyak 1000 tusuk hingga 5000 tusuk untuk memenuhi pesanan dari luar kota, seperti Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang bahkan beberapa dearah diluar pulau Jawa.

Ada dua jenis tusuk sate yang dibuat warga desa ini, pertama tusuk sate khusus untuk daging ayam dan daging kambing atau sapi. Bukan sembarang bahan bambu yang mereka gunakan untuk membuat tusuk sate, Untuk daging Kambing dan Sapi, biasanya mereka menggunakan dari bambu petung yang posturnya lebih kuat dan tidak mudah patah. Tusuk sate dari bambu dipotong dengan ukuran 24 sentimeter dan diiris, serta bagian ujungnya diruncingkan. Mereka menjual tutuk sate tersebut berkisar Rp20.000-Rp30.000 untuk seribu tusuk sate.

No comments:

Post a Comment